Kamis, 19 April 2012

KELOMPOK MESJID PANJUNAN

KELOMPOK MESJID PANJUNAN :


1. M.RIZKA.ANUGRAH
2. DANI DWINUR S
3. RAVIN MIZIA R
4. ANGGA HADIWINATA
5. SAMSUL MA'ARIF
6. JAJANG SUPARMAN

Jumat, 13 April 2012

Arsitektur Mesjid Panjunan

ARSITEKTUR
Arsitektur Masjid Panjunan merupakan perpaduan budaya Hindu Cina dan Islam. Sekilas masjid ini tidak seperti masjid pada umumnya karena memang bentuk bangunannya menyerupai kuil hindu, adanya mihrab yang membuat bangunan Masjid Merah Panjunan ini menjadi terlihat seperti sebuah masjid, serta adanya beberapa tulisan berhuruf Arab pada dinding. Beberapa keramik buatan Cina yang menempel pada dinding konon merupakan bagian dari hadiah ketika Sunan Gunung Jati menikah dengan Tan Hong Tien Nio.
Tampak muka Masjid Merah Panjunan yang terbuat dari susunan batu bata merah yang pintu gapuranya memperlihatkan pengaruh Hindu dari jaman Majapahit yang banyak bertebaran di daerah Cirebon. Masjid Merah Panjunan ini telah dimasukkan sebagai sebuah Benda Cagar Budaya.
Gapura Masjid Merah Panjunan yang susunan bata warna merahnya memberikan nama tengah kepada masjid ini. Adalah Panembahan Ratu yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati yang membangun tembok keliling Masjid Merah Panjunan yang terbuat dari bata merah setinggi 1,5 m dan ketebalan 40 cm pada tahun 1949.
Ruangan utama Masjid Merah Panjunan langit-langitnya ditopang oleh lebih dari lima pasang tiang kayu. Umpak pada tiang penyangga juga memperlihatkan pengaruh kebudayaan lama. Sementara keramik yang menempel pada dinding memperlihatkan pengaruh budaya Cina dan Eropa.
Pada bagian mihrab dihiasi dengan keramik yang indah. Lengkung pada mihrab pun yang berbentuk Paduraksa juga memperlihatkan pengaruh budaya lama. Menariknya, selain keramik Cina juga terdapat keramik buatan Belanda yang menempel pada dinding Masjid Merah Panjunan ini. Di Masjid Merah Panjunan ini tidak ada mimbar, karenanya hanya digunakan untuk sholat sehari-hari, tidak untuk ibadah sholat Jumat, atau sholat berjamaah di Hari Raya Islam.

Informasi Mesjid Panjunan

Masjid Panjunan atau Masjid Merah Panjunan adalah sebuah masjid tua yang berada di Desa Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk Cirebon. Masjid ini merupakan sebuah masjid berumur sangat tua yang didirikan pada 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan, seorang keturunan Arab yang memimpin sekelompok imigran dari Baghdad, dan kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati. Masjid Merah Panjunan terletak di sebuah sudut jalan di Kampung Panjunan, kampung dimana terdapat banyak pengrajin keramik atau jun.
Meskipun pendiri Masjid Merah Panjunan adalah seorang keturunan Arab, dan Kampung Panjunan adalah merupakan daerah permukiman warga keturunan Arab, namun pengaruh budaya Arab terlihat sangat sedikit pada arsitektur bangunan Masjid Merah Panjunan ini. Barangkali ini adalah sebuah pendekatan kultural yang digunakan dalam penyebaran Agama Islam pada masa itu.
Masjid Panjunan semula bernama mushala Al-Athya namun karena pagarnya yang terbuat dari bata merah menjadikan masjid ini lebih terkenal dengan sebutan, Masjid Merah Panjunan. Awalnya masjid ini merupakan Tajug atau Mushola sederhana, karena lingkungan tersebut adalah tempat bertemunya pedagang dari berbagai suku bangsa, Pangeran Panjunan berinisiatif membangun Mushola tersebut menjadi masjid dengan perpaduan budaya dan agama sejak sebelum Islam, yaitu Hindu – Budha. Selain faktor agama tersebut, arsitektur masjid ini dipengaruhi oleh gaya Jawa dan Cina. Bangunan lama mushala itu berukuran 40 meter persegi saja, kemudian dibangun menjadi berukuran 150 meter persegi karena menjadi masjid. Pada tahun 1949, Panembahan Ratu (cicit Sunan Gunung Jati) membangun pagar Kutaosod dari bata merah setebal 40 cm dengan tinggi 1,5 m untuk mengelilingi kawasan masjid.

Foto Satu-satu

Solat dulu yuk ?

Masa Allah ganteng banget , :p haha

Buka puasa dulu ah . hhaa ..

Ini Dani El Nino , Keren ya . hhaa ..

yaa ini orang jadi Pemandu Wisata ... 

Bruce Lee gimana kabarnya ? haha..

kayak gini ni Robin Van Persie kalo main ke Mesjid Pajundan . haha ..

idihh ganteng bgt .. ehehe

Foto-foto di Mesjid Panjunan






Gini-gini Cowo X1 SMAN 5 CIREBON , Kalo kemana ajah pasti NARSIS  MODE ON . haha tapi gakpapalah yang penting asik . haha

Foto Ravin MR dan Dani DS sama Tukang Gejrot nama tidak diketahui , hehe ( gak sempet nanya )

Sejarah Mesjid Panjunan




DEPAN PINTU

Sejarah Mesjid Panjunan Nama Panjunan terletak di kampung Panjunan, kampung pembuat Jun atau keramik porselen. Kampung ini didirikan oleh Pangeran Panjunan (salah satu murid Sunan Gunung Jati). Nama asli dari Pangeran Panjunan adalah Maulana Abdul Rahman, pemimpin kelompok pendatang Arab dari Baghdad. Sang Pangeran dan keluarga mencari nafkah dari membuat keramik porselen. Begitu juga anak keturunan mereka sampai sekarang tetap membuat keramik porselen, sehingga tempat itu kemudian diberi nama Panjunan, pembuat Jun.
Masjid ini adalah masjid tertua di Cirebon, didirikan oleh Pangeran Panjunan tahun 1453, lebih tua dari Masjid Demak (1477), Masjid Menara Kudus (1530) dan Masjid Sang Cipta Rasa (1489). Gerbang dan dinding bata merah sangat mencolok dan tak lazim sebagai bangunan masjid, batu bata sangat lumrah dipakai untuk membuat candi. Awalnya masjid ini bernama Al-Athyang yang artinya dikasihi, namun karena pagarnya yang terbuat dari bata merah menjadikan masjid ini lebih terkenal dengan sebutan, Masjid Merah Panjunan. Awalnya masjid ini merupakan Tajug atau Mushola sederhana, karena lingkungan tersebut adalah tempat bertemunya pedagang dari berbagai suku bangsa, Pangeran Panjunan berinisiatif membangun Mushola tersebut menjadi masjid dengan perpaduan budaya dan agama sejak sebelum Islam, yaitu Hindu – Budha. Selain faktor agama tersebut, arsitektur masjid ini dipengaruhi oleh gaya Jawa dan Cina.

CERITA SINGKAT MASJID PANJUNAN



cerita singkat sejarah masjid panjunan cirebon


Berdirinya masjid Merah Panjunan pada abad ke 15 (sekitar tahun 1416). Di suatu negeri India bagian timur di daerah Rawakling ada seorang pemuka agama bernama Syekh Abdurahman , beliau ingin memperluas agama islam di tanah Jawa , setelah sepakat beliau berangkat dengan membawa pengikutnya 40 orang. Setelah sampai di tanah Jawa beliau membutuhkan tempat ibadah lalu di bangunlah masjid Merah ini. Setelah selesai tiba tiba ada seorang utusan darai Syekh Syarif Hidayahtullah , bahwa masjid ini harus di bangun kembali , karna menurut UU sebelum masjid Kasepuhan di bangun tidak memperbolehkan maasjid lain di bangun , setelah itu Syekh Abdurahman mengerti maksud UU tersebut , setelah itu masjid itu di bongkar kembali , lalu bersama sama membangun masjid Kasepuhan. Setelah selesai masjid Panjunan di bangun kembali. Setelah beberapa tahun kemudian pengikutnya Syekh Abdurahman menghadap pada beliau dan bertanya bagaimana makan kita sehari hari sedangkan perbekalan hampir habis ? , lalu Syekh Abdurahman menjawab kalau begitu kamu membuat anjun (tanah liat) untuk di jual. dan akhirnya daerah itu di beri nama Panjunan yang artinya penghasil Tanah Liat Merah. maka Syekh Abdurahman di beri gelar Pangeran Panjunan. Warna merah itu asli alami karna warna Merah dari tanah liat. Masjid Merah Panjunan juga di sebut juga Masjid Awal dan akhir karna di bangun sebelum dan sesudahnya Masjid Kasepuhan, Pintu kitri yang berada di Masjid ini di buka hanya 1 tahun sekali yaitu pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

SURVEI MESJID PANJUNAN

ORANGNYA GANTENG- GANTENG YA !
SURVEI MESJID PANJUNAN